Perbedaan USG dan CTG untuk Pemeriksaan Janin

 Perbedaan USG dan CTG untuk Pemeriksaan Janin


USG atau Ultrasonografi merupakan teknologi di bidang kebugaran yang sudah lumayan familiar, khususnya bagi ibu hamil. Meskipun sebenarnya kegunaan USG sendiri tidak hanya terbatas terhadap pemeriksaan kehamilan.

 

Dan seiring bersama pertumbuhan teknologi, metode Kardio Topografi (CTG) juga sudah banyak digunakan di dalam pemeriksaan kehamilan Waktu Pemeriksaan USG Kehamilan, Jangan Dilewatkan .

 

Meskipun memang, tetap banyak yang belum mengerti perbedaan pada USG dan CTG itu sendiri. Co Founder & Chief Executive Officer Sehati Group, dr. Ari Waluyo, Sp.OG menjelaskan bahwa CTG adalah alat yang mampu perlihatkan gerak rahim bersama denyut jantung terhadap bayi.


Fungsinya untuk memeriksa kecuali ada suatu hal yang tidak di idamkan sepanjang kehamilan.

 

“CTG itu dimiliki oleh dokter kadar tetapi mampu juga ditunaikan oleh bidan. Masa pelatihannya pun tidak terlau lama. CTG ini mampu menyaksikan kondisi kontraksi kecuali anak berikut prematur. Atau ada kondisi berbahaya terhadap bayi contohnya sementara plasentanya lepas,” ujar dr. Ari di dalam acara konferensi pers mengenai peran TeleCTG bagi ibu hamil, di kawasan Jakarta Selatan, Senin, 16 Desember 2019 Biaya USG di Rumah Sakit dan Bidan, Pilih 2D, 3D, atau 4D? .


Ia juga mengimbuhkan bahwa terhadap umumnya alat USG punya harga yang lebih mahal dibandingkan CTG. Selain itu, USG juga membutuhkam pendidikan yang lumayan panjang untuk mengoperasikannya.

 

“Fungsi utama USG itu untuk menyaksikan morfologi, style kelamin maupun adanya kelainan di dalam janin yang dikandung.”

 

Dr. Ari juga mengimbuhkan bahwa fungsi CTG di dalam dunia medis sangatlah besar. “Mengingat sementara ini tetap banyak desa atau daerah-daerah tertinggal yang tetap belum punya lumayan dokter spesialis, sementara ini hadirlah CTG berbasis online untuk menjangkau area terpencil,” katanya.

 

“Masih banyak wilayah di Indonesia yang susah mendapat service medis. TeleCTG hadir untuk menjangkau area tertinggal yang terhambat sebab masalah geografi. TeleCTG ini mampu digunakan oleh para bidan dan efisien untuk turunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (Bayi) terhadap area tertinggal di Indonesia,” jadi dr. Ari.

 

Saat ini, berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2015 perlihatkan jumlah AKI di Indonesia sebesar 305 jiwa per 100 ribu ibu.

 

Sedangkan SDKI 2017 mencatat AKB sebanyak 24 jiwa per 1.000 bayi. Angka kematian berikut lebih dari satu besar berjalan terhadap area tertinggal di Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan WhatsApp di Komputer dan Laptop

Menyewa Mobil di Jakarta: Solusi Praktis untuk Perjalanan Bisnis

Mengembangkan Hubungan yang Baik dengan Layanan Jasa Pajak Anda